Dalam upaya mendorong pertumbuhan industri logistik, pemerintah Indonesia bersama mitra swasta sedang mendorong pemindahan sebagian aktivitas logistik ke Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Langkah ini tidak hanya untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok yang padat, tapi juga membangun pelabuhan yang lebih efisien, terintegrasi, dan terfokus ke masa depan.
Alasan Pemindahan Aktivitas Logistik ke Pelabuhan Patimban
1. Kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok
Pelabuhan Tanjung Priok menghadapi kepadatan, keterbatasan lahan, dan kemacetan jalan akses. Hal ini jadinya berdampak ke tinggi nya biaya logistik nasional yang mencapai lebih dari 20% PDB (Produk Domestik Bruto), jauh di atas rata-rata negara maju.
2. Letak Geografis yang Strategis
Pelabuhan Patimban terletak di antara kawasan industri besar seperti Karawang, Bekasi, dan Purwakarta, yang merupakan pusat produksi otomotif nasional. Letaknya dekat dengan jalur Pantura dan akses tol Trans Jawa yang memberikan keuntungan logistik, khususnya distribusi otomotif dan barang industri ke seluruh wilayah Indonesia.
3. Spesialisasi sebagai Pelabuhan Otomotif dan Peti Kemas
Patimban dikembangkan secara bertahap sebagai pelabuhan serbaguna yang khusus menangani kendaraan dan peti kemas. Dalam tahap pertama, terminal kendaraan berkapasitas 218.000 CBU dan terminal peti kemas 250.000 TEUs telah selesai dibangun. Dalam tahap kedua, yang ditargetkan selesai pada akhir 2025, kapasitas meningkat menjadi 600.000 CBU dan 3,75 juta TEUs, dengan target jangka panjang hingga 5,5 juta TEUs.
Pillihan Patimban sebagai Pusat Distribusi Logistik
1. Konektivitas yang Meningkat
Untuk meningkatkan efisiensi konektivitas antar pelabuhan, sedang dibangun tol sepanjang 37,05 KM yang terhubung ke tol Trans Jawa. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu dekat dan akan mempercepat distribusi barang.
2. Efisiensi Biaya dan Waktu Logistik
Infrastruktur modern dan distribusi efisien di Patimban diperkirakan dapat menghemat waktu dan biaya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan daya saing produk eskpor Indonesia, khususnya otomotif dan manufaktur.
3. Dukungan Infrastruktur dan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dukungan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai Rp28 triliun menunjukkan komitmen jangka panjang untuk pelabuhan ini. Pokja dibuat oleh Kadin untuk mempercepat investasi proyek PSN ini.
Peran Samudera Indonesia dalam Kerja Sama Pelabuhan Patimban
Sebagai bagian dari pengembangan Pelabuhan Patimban, PT Samudera Indonesia TBK bekerjasama dengan Africa Global Logistics (AGL) dan Toyota Tsusho Corporation (TTC) melalui pembentukan perusahaan bernama PT Patimban Global Gateway Terminal (PGT). Gabungan perusahaan ini akan bekerjasama selama 37 tahun, dengan PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) untuk mengembangkan dan mengoperasikan terminal peti kemas. PGT akan mengembangkan terminal ini secara bertahap mencapai kapasitas 5,5 juta TEUs, dengan target komersial di tahun 2026. Kolaborasi ini dapat menggabungkan bidang pelayaran, logistik, otomotif. Jika ingin tahu lebih banyak mengenai peran masing-masing perusahaan, klik disini.