Industri maritim merupakan tulang punggung bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Namun, ada pertanyaan yang menjadi sorotan: Mengapa perbaikan kapal Indonesia lebih sering dilakukan di luar negeri, padahal kita memiliki banyak galangan kapal di dalam negeri?
Kondisi Galangan Kapal di Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 250 galangan kapal yang tersebar di lebih dari 70 kabupaten/kota. Fasilitas ini membantu untuk tidak hanya membangun, tapi juga memperbaiki berbagai jenis kapal. Namun, tantangan yang masih dihadapi adalah:
- Kapasitas Terbatas: Dilansir dari Kontan, total kapasitas reparasi kapal mencapai 12 juta DWT per tahun. Tapi utilisasi galangan untuk membangun kapal baru hanya sekitar 30%, sementara reparasi sudah mencapai 75-80%.
- Kualitas SDM: Masih terdapat kesenjangan kompetensi tenaga kerja di sektor kerja ini, terutama dalam hal manajemen proyek dan keahlian teknis.
- Kurangnya Digitalisasi dan Teknologi Modern: Masih terbatasnya galangan lokal yang menerapkan teknologi modern dan digitalisasi dan masih bergantung pada teknologi konvensional. Ini berdampak kepada kurangnya efisiensi perbaikan kapal dibanding luar negeri.
- Infrastruktur dan Akses yang Belum Memadai: Kurangnya infrastruktur pelabuhan menghambat efisiensi proses docking di galangan lokal. Banyak yang memilih untuk ke luar negeri dengan akses pelabuhan dan logistik yang lebih baik.
Mengapa Banyak Kapal Diperbaiki di Luar Negeri?
- Biaya yang Lebih Kompetitif – Karena biaya impor komponen suku cadang dan material membuat biaya dalam galangan lokal lebih tinggi, sehingga banyak pemilik kapal lebih memilih untuk fasilitas luar negeri.
- Teknologi & Komponen yang Lebih Banyak – Menurut Tempo, Ketergantungan pada impor komponen sehingga suku cadang sulit tersedia menjadi tantangan juga. Ini akan berdampak kepada biaya produksi meledak dan waktu perbaikan menjadi lebih lama.
- Kurangnya Standar & Sertifikasi Internasional- Keterbatasan galangan lokal dalam memenuhi standar dan sertifikasi internasional menjadi tantangan tersendiri. Ini membuat pemilik kapal lebih memilih layanan luar negeri yang sudah memiliki pengakuan global.