Samudera Indonesia Research Initiatives (SIRI) menyelenggarakan Samudera Logistics Talk pada 26 Oktober 2023 secara daring yang dihadiri oleh sekitar 75 peserta. Forum ini menghadirkan narasumber: Berny Achmad Subki selaku Direktur Logistik Ditjen PDSPKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Reza Fahlepi selaku Direktur & Co-Founder FishLog Indonesia, dan Rifka Hidayat selaku Wakil Kepala Divisi SIRI. Selain itu, forum ini juga menghadirkan Arie Indarwanto, Direktur Logistik PT DMG & Manager Logistik PT Kelola Mina Laut, sebagai penanggap materi.
Sebagai pembuka acara, Rifka Hidayat, Wakil Kepala Divisi SIRI menyampaikan bahwa PBB telah menyusun 17 Sustainable Development Goals yang salah satunya menekankan pada keberlanjutan sumber daya laut. Sejalan dengan hal tersebut, Bappenas menyusun Indonesia Blue Economy Roadmap dengan menempatkan sektor perikanan sebagai sektor prioritas. Sayangnya, Indonesia sebagai negara maritim terbesar ke-6 masih menghadapi beragam tantangan dalam implementasi sektor perikanan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjawab tantangan dan memaksimalkan potensi blue economy Indonesia.
Tidak hanya itu, data serapan ikan dalam negeri (secara utuh segar) menunjukkan angka yang kecil di wilayah timur dan tinggi di wilayah Jawa. Angka serapan yang rendah di timur bukan karena tidak ada ikannya, tapi karena populasi dan storage belum kita pertimbangkan. Oleh karena itu, KKP mengajak penyedia logistik perlu berpikir untuk bermain pada pulau-pulau kecil. Tidak hanya untuk mengurangi ketimpangan, tetapi juga mempertimbangkan bahwa kedepannya sektor perikanan akan berfokus pada produk olahan dibanding produk frozen utuh. Hal tersebut berarti wadah pengangkutan juga akan lebih kecil/ berkurang dibandingkan ketika ekspor gelondongan
Di samping itu, dalam rangka blue economy, KKP memiliki 5 program unggulan. Termasuk di dalamnya, perluasan kawasan konservasi laut, PIT, penetapan 5 komoditas unggulan, pengembangan wilayah pesisir dan pengurangan sampah plastik di laut. Selain itu, KKP juga sedang melakukan kajian guna memperkuat implementasi sistem logistik nasional (SLIN). SLIN sendiri adalah sistem manajemen rantai pasokan hasil perikanan dan informasi dengan 3 fokus utama, yaitu komoditas, wilayah/ kawasan, dan connectivity.
Sementara itu, Reza Fahlepi, Direktur & Co-Founder Fishlog Indonesia menjelaskan bahwa dalam sektor perikanan terdapat permasalahan musim yang menyebabkan ketidakstabilan dan ketimpangan supply, stok, dan harga. Oleh karena itu, FishLog hadir sebagai “Bulog sektor perikanan” dengan mendigitalisasi cold storage untuk mengetahui letak dan volume stok ikan di Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar sektor perikanan Indonesia memiliki daya tawar, sejalan dengan mimpi besar FishLog untuk memimpin konsorsium perikanan indonesia sebagai leverage (daya tawar) terhadap kebutuhan pangan dunia kategori seafood. Selain digitalisasi cold storage, FishLog menyediakan beberapa service pendukung termasuk handling inventory dengan standardisasi SKU, layanan inventory financing dengan nama FishFin, dan B2B marketplace untuk membantu likuidasi inventory. Sebagai tambahan, FishLog juga mengembangkan platform dengan nama Harvez.com yang ditujukan untuk pasar global. Dalam platform tersebut, FishLog menghadirkan teknologi traceability yang memperbolehkan pembeli melihat detail asal usul produk dan memonitor proses pengiriman.
Arie Indarwanto, Direktur Logistik PT Dahlia Mitra Global (DMG) menanggapi dengan menyatakan bahwa sejauh ini Kementerian KKP sudah sangat membantu dalam proses logistik industri perikanan dari hulu ke hilir termasuk juga bantuan pada proses perizinan, tetapi karena beberapa faktor termasuk keterbatasan SDM, pelaku industri perikanan belum bisa menikmati hasil dari gagasan Kementerian KKP secara utuh. Selain itu, pada sektor logistik, Arie menyatakan bahwa seharusnya pengambilan ikan tidak hanya dilakukan dari daerah di Pulau Jawa, tetapi juga daerah lainnya seperti Sumatera mengingat di beberapa daerah di Indonesia apabila terjadi kelebihan supply ikan, umumnya ikan tersebut dibuang karena proses pengiriman ke wilayah lainnya memiliki banyak rintangan. Sebagai tambahan, terkait dengan minimnya pabrik cold storage yang tersedia, Arie berharap akan semakin banyak penyedia logistik yang mengadakan tongkang tongkang dimana kapal dapat menurunkan muatan, membeli bahan bakar, dan lauk pauk agar kapal tidak kehilangan momen penangkapan ikan.
Samudera Logistics Talk ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan peserta webinar. Beberapa concern peserta terkait Sektor Perikanan dalam Blue Economy adalah tantangan dalam proses digitalisasi dan pengadaan infrastruktur logistik. Lebih lanjut, proses pengembangan sektor perikanan dalam blue economy memerlukan kolaborasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku sektor perikanan, dan pelaku sektor logistik.