Industri galangan kapal berperan penting dalam kegiatan logistik maritim di Indonesia. Namun, banyak galangan masih mengandalkan cara konvensional, terutama dalam hal perawatan kapal. Hal ini sering memakan banyak waktu, kesalahan pencatatan, dan biaya yang tidak efisien. Untuk mengatasi ini, digitalisasi menjadi salah satu langkah yang bisa diambil. Dengan memanfaatkan perkembangan inovasi pelabuhan kapal, proses perawatan kapal bisa dilakukan lebih cepat, lebih tepat, dan tertata.
Digitalisasi di Galangan Kapal
Digitalisasi di galangan kapal berarti mengganti atau melengkapi proses manual dengan teknologi dan sistem digital. Saat ini, Indonesia mulai mengadopsi platform seperti Marititime Digital Infrastructure (MDI). Ini merupakan hasil kolaborasi antara DesktopIP dan PT Maju Maritim Indonesia, sebagai awalan transformasi digital galangan kapal indonesia.
Contoh teknologi yang digunakan:
- Internet of Things (IoT): Sensor dipasang pada mesin kapal atau alat berat untuk memonitor secara real-time. PT Dok Pantai Lamongan, sistem IoT mampu mendeteksi tekanan oli, suhu mesin, kecepatan putaran, hingga voltase baterai, dan berhasil menurunkan downtime hingga sekitar 22,6% (researchgate).
- Sensor untuk Predictive Maintenance: Data yang terkumpul dalam sensor dapat digunakan untuk memprediksi kerusakan sebelum terjadi, memungkinkan pergantian suku cadang atau perbaikan lebih awal.
- Sistem Manajemen Terintegrasi: Beberapa galangan kapal nasional merancang aplikasi berbasi website untuk memantau reparasi kapal, memperjelas jadwal, upload progres, dan menyimpan riwayat aktivitas dalam satu platform.
Masih ada teknologi lain yang diterapkan dalam galangan kapal Indonesia seperti AI, Digital Twin, AR/VR, dan Robotika dalam institusi seperti PT PAL Indonesia.
Manfaat Digitalisasi untuk Galangan Kapal
- Efisiensi Operasional dan Penghemat Biaya: Dengan sistem digital seperti ERP, CMMS, atau platform manajemen aset, proses pencatatan hingga pelaporan menjadi otomatis dan terkumpul. Hal ini dapat mempercepat alur kerja, mengurangi kesalahan, dan memperkecil beban admin secara signifikan.
- Minimnya Downtime karena Perawatan yang Akurat: Menurut laporan yang dikutip dari Kagen.ai sebagai bagian dari transformasi digital Maersk Line, system predictive maintenance berbasis AI dan sensor real-time dapat mengurangi downtime peralatan sebesar 15-35% dan pengurangan biaya maintenance hingga 20%.
- Transparansi dan Pelacakan Secara Real-Time: Sistem digital memungkinkan semua aktivitas perawatan dan inspeksi tercatat secara lengkap seperti siapa yang melakukan, kapan, apa saja yang dikerjakan, dan komponen apa yang diganti. Data ini berguna untuk audit, laporan ke klien, hingga evaluasi. Teknisi juga dapat upload foto atau checklist dari perangkat mobile saat melakukan inspeksi.
- Dukungan Keselamatan Kerja dan Kepatuhan Regulasi: Digitalisasi membantu memastikan prosedur keselamatan kapal dijalankan sesuai standar. Sistem bisa memberikan pengingat inspeksi keselamatan, hasil pemeriksaan, dan menyusun laporan sesuai regulasi nasional. Menurut Hexagon, integrasi antara data real-time dengan histori pemeliharaan mendukung kepatuhan dan mengurangi risiko operasional.
Digitalisasi telah menjadi keharusan bagi industri galangan kapal untuk bertahan di tengah persaingan. Sistem yang terhubung memungkinkan proses kerja yang lebih cepat dan tepat. Data yang terhubung dapat membantu pengambilan keputusan serta pemantauan secara real-time. Ini juga berdampak pada peningkatan kualitas layanan dan pengurangan risiko operasional.