Ekonomi global dihadapkan pada peningkatan risiko geopolitik imbas eskalasi konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023 silam. Bloomberg Economics menyampaikan terdapat tiga skenario yang dapat berkembang imbas konflik Israel-Palestina yang sedang terjadi akhir ini. Pertama, confined war, dimana sebagian besar konflik terbatas pada wilayah Israel dan Palestina saja serta mengasumsikan adanya penurunan output minyak mentah dari Iran. Hasil simulasi skenario ini di tahun 2024 menunjukkan adanya potensi peningkatan harga minyak mentah sebesar US$ 4 per barrel, penurunan PDB dunia 0,1% dan peningkatan inflasi dunia sebesar 0,1%. Kedua, proxy war dimana terjadi perluasan konflik melibatkan Lebanon dan Suriah serta perang proksi antara Israel dan Iran. Hasil skenario ini di tahun 2024 menunjukkan bahwa adanya potensi peningkatan harga minyak mentah sebesar US$ 8 per barrel, peningkatan indeks volatilitas (VIX) sebesar 8 poin, penurunan pertumbuhan PDB dunia sebesar 0,3% dan peningkatan inflasi dunia sebesar 0,2%. Ketiga, direct war yang mengasumsikan terjadi perang secara langsung antara Israel dan Iran. Hasil simulasi skenario ini di tahun 2024 menunjukkan bahwa adanya potensi peningkatan harga minyak mentah sebesar US$ 64 per barrel, peningkatan indeks volatilitas sebesar 16 poin, penurunan pertumbuhan PDB dunia sebesar 1,0%, dan peningkatan inflasi dunia sebesar 1,2%.
Transaksi Perdagangan
Transmisi akibat eskalasi konflik Israel-Palestina turut berimbas pada inflasi dunia melalui harga-harga komoditas dan di saat yang bersamaan mendisrupsi aktivitas maritim dan perdagangan global sebab area konflik sangat berdekatan dengan Terusan Suez dimana wilayah Mediterania Timur dan Tenggara, termasuk Israel dan Palestina berkontribusi sebesar 19% dari total muatan yang diangkut melalui Terusan Suez di tahun 2019. Selain itu, berdasarkan data ITC Trademap, Israel memiliki ketergantungan ekspor yang tinggi terhadap AS, China, India, Britania Raya, dan Irlandia serta ketergantungan impor yang tinggi terhadap China, AS, Turki, Jerman, dan Italia. Di lain sisi, mayoritas nilai ekspor dan impor Palestina didominasi oleh Israel dengan porsi masing-masing sebesar 86,1% dan 53,1%. Oleh karena itu, eskalasi konflik akan mempengaruhi transaksi perdagangan dengan berbagai mitra dagang utama Israel maupun Palestina. Sebagai informasi tambahan, mengutip data ITC Trademap, adapun nilai ekspor Indonesia sendiri ke kawasan Timur Tengah pada tahun 2022 mencapai US$ 10,2 miliar atau setara dengan 3,5% dari total ekspor Indonesia ke dunia, sedangkan nilai impor Indonesia dari Timur Tengah pada tahun 2022 mencapai US$ 12,3 miliar atau setara 5,17% dari total impor Indonesia dari dunia.
North Standard juga menyampaikan disrupsi juga terlihat pada aktivitas pelabuhan di Israel per 11 Oktober 2023 dimana salah satu pelabuhan, yaitu Pelabuhan Ashdod dinyatakan beroperasi dalam status emergency mode, bahkan pelabuhan lain seperti Pelabuhan Ashkelon telah dinyatakan tidak beroperasi. Data Marine Traffic menunjukkan aktivitas pelabuhan Haifa dan Ashdod yang berperan sebagai pelabuhan utama Israel sempat mengalami penurunan. Kedatangan kapal di Pelabuhan Ashdod turun dari 14 unit per 6 Oktober 2023 menjadi 9 unit per 11 Oktober 2023, sementara itu kedatangan kapal di Pelabuhan Haifa turun dari 49 unit per 6 Oktober 2023 menjadi 15 unit per 11 Oktober 2023. Potensi disrupsi ini tentunya dapat meluas ke pelabuhan di negara-negara terkait merujuk pada tiga skenario perluasan konflik pada paparan sebelumnya.
Peningkatan Harga
Analisis dari Samudera Indonesia Research Initiatives (SIRI) melihat bahwa terjadi disrupsi yang signifikan pada harga minyak mentah global, dimana harga minyak mentah Brent meningkat sebesar 7,5% per 13 Oktober 2023 dibandingkan 6 Oktober 2023. Analisis SIRI juga melihat bahwa confined war berpotensi mendorong peningkatan pada biaya pengangkutan kapal tanker untuk komoditas mentah curah basah, atau Baltic Dirty Tanker Index sebesar 7,1% di tahun 2024, sedangkan proxy war dan direct war berpotensi mendorong peningkatan pada Baltic Dirty Tanker Index masing-masing sebesar 11,9% dan 74,7% di tahun 2024. Kendati demikian, kenaikan harga pengangkutan kapal tanker ini tidak serta merta menjadi stimulus bagi industri pelayaran global disebabkan harga bahan bakar turut meningkat mengikuti harga minyak mentah global. Selain itu, perluasan disrupsi ke rute-rute pelayaran global turut meningkatkan premi asuransi yang perlu ditanggung oleh entitas di industri pelayaran. Oleh karena itu dari berbagai analisis yang disampaikan, perkembangan dari eskalasi konflik Israel-Palestina ini perlu dicermati bersama untuk dapat mempersiapkan langkah antisipasi dan mitigasi untuk mengurangi dampak negatif yang dihasilkan.
Selengkapnya dapat dilihat pada artikel [here]